Jendral Endriartono Sutarto



Jendral TNI (Purnawirawan)n Endriartono Sutarto (lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 29 April 1947; umur 73 tahun) adalah mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2002-2006). Sebelum menjabat Panglima TNI, alumni AKABRI tahun 1971 ini pernah menjabat berbagai posisi penting di TNI Angkatan Darat antara lain sebagai KASAD (9 Oktober 2000 - 4 Juni 2002), Wakil KASAD dan Komandan Sesko TNI. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum (Asops Kasum) TNI di Mabes TNI dan Komandan Paspampres. Saat mantan Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, Endriartono menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Endriartono Sutarto adalah purnawirawan TNI. Pria ini dilahirkan di Purworejo, 29 April 1947. Putera dari pasangan Drs. Sutarto dan Siti Sumarti ini memiliki tiga orang anak dari hasil pernikahannya dengan Dra. Andy Widayati.
Karirnya di dunia militer terbilang cukup gemilang dengan diraihnya berbagai macam prestasi. Sejak lulus dari Akabri Bagian Darat pada tahun 1971, pria ini mengikuti berbagai macam pendidikan militer. Seperti Sussarcab Inf, Suslapa Inf, Seskoad, Sesko ABRI dan Lemhanas. Tak hanya itu, pendidikan pengembangan spesialisasi-pun dijalaninya, seperti Susjurpa Jasmil, Sus Bahasa Inggris, Air Bone, Ranger, Path Finder, Combat Instr Course dan Sus Danyonif.

Kedudukan pangkat Endriartono diawali pada tahun 1971 sebagai Perwira berpangkat Letnan Dua, tahun 1974 menjadi Letnan Satu, Kapten pada tahun 1977, Mayor pada tahun 1983, Letkol 1986 dan Kolonel pada tahun 1993. Kenaikan pangkatnya tak berhenti hingga Kolonel saja. Ia meraih pangkat Perwira Tinggi (PATI) pada tahun 1996 sebagai Brigjen, kemudian Mayjen pada tahun 1997, Letjen pada tahun 1999, dan Jenderal pada tahun 2000.

Jenderal (Purn) TNI Endriartono Sutarto, mencapai puncak karirnya di militer sebagai Panglima TNI, pada 7 Juni 2002. Kedudukan ini diraihnya pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Sejarah kemudian mencatatkan namanya sebagai Panglima TNI yang ke-12.

Karier Endriartono semakin melesat pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pada tanggal 9 Oktober 2000, Gus Dur melantik Endriartono sebagai KASAD menggantikan Jenderal Tyasno Sudarto.
Selain kemampuan dalam bidang militer, Endriartono juga mampu aktif berbahasa Inggris dan telah menyelesaikan pendidikan kesarjanaan strata I dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) Jakarta.

Endriartono mengikuti berbagai macam pendidikan militer untuk pencapaian jenjang kariernya, antara lain Sussarcab Inf, Suslapa Inf, Seskoad, Sesko ABRI dan Lemhanas. Pendidikan pengembangan spesialisasi pun ditempuhnya, seperti Susjurpa Jasmil, Sus Bahasa Inggris, Air Borne, Ranger, Path Finder, Combat Instructor Course dan Sus Danyonif.

Puncak karier militer Endriartono adalah ketika Presiden Megawati Soekarnoputri mempercayakan pucuk pimpinan TNI ke pundaknya, sebagai Panglima TNI, pada 7 Juni 2002. Sejarah kemudian mencatatkan namanya sebagai Panglima TNI yang ke-12.
Tumbangnya tatanan politik Orde Baru dan munculnya gaung reformasi 1998 menjadi titik balik sejarah TNI. TNI pun gencar melakukan reformasi tugas, fungsi serta perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berorientasi pada aspek pertahanan dan keamanan. Perlahan-lahan reformasi tersebut memulihkan kepercayaan rakyat terhadap TNI.

Netralitas politik TNI diuji ketika bangsa Indonesia melakukan Pemilu 2004. Kala itu banyak politisi dan parpol yang mencoba menarik TNI ke gelanggang politik. TNI dibawah kepemimpinan Jenderal Endriartono Sutarto menentang keras tindakan tersebut. Endriartono secara tegas dan konsisten mencegah tangan-tangan politik untuk kembali merambah tubuh TNI. Pemilu 2004 berlangsung aman dan tertib. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai Presiden RI pertama yang langsung dipilih rakyat. Jenderal Endriartono berperan penting menjaga netralitas TNI dalam Pemilu 2004.

Comments

Popular posts from this blog

SPOT MANCING DIPURWOREJO

Sawunggalih, Awal Berdirinya Kota Kutoarjo

Sejarah Desa Semawung Daleman