Posts

Showing posts from January, 2017

Bagelen Pusat Opium di jaman Belanda

Pelaksanaan sistem tanam paksa sebagai wujud politik ekonomi kolonial mendapat perlawanan sengit didaerah Bagelen. Sementara di sisi lain sebagai kawasan baru yang masuk dalam kekuasaan Belanda, kemudian muncul perdagangan opium. Opium merupakan komoditi monopoli Pemerintah Kolonial Belanda, yang sudah ada sejak abad ke-17 pada zaman VOC. Pada saat itu opium sudah menjadi komoditi penting di tanah Jawa sebab ada di bawah berbagai perjanjian antara Pemerintah Hindia Belanda dan para penguasa pribumi. Perdagangan opium Belanda di Jawa ada sesudah perjanjian 1677, menurut perhitungan J.C Baud yang dikutip James R Rush dari tahun 1619-1799 setiap tahun resminya, VOC membawa rata-rata 56.000 kg opium mentah ke pulau Jawa, namun jumlah opium ilegal yang diselundupkan diduga jauh lebih besar.

Remaja Cabul Ditangkap Polisi

PURWOREJO—Reskrim Polres Purworejo menangkap remaja berusia 16 tahun, berinisial AT. AT ditangkap karena diduga melakukan perbuatan cabul. Yakni, meremas bagian dada sejumlah perempuan. Aksi cabul AT dilakukan sepanjang Mei lalu. Kepala Satuan Reskim Polres Purworejo AKP Kholid Mawardi mengatakan, AT, warga Kecamatan Purworejo, diduga merupakan pelaku tunggal. Kholid mengatakan, AT beraksi sepanjang Mei, di empat lokasi di wilayah Kecamatan Purworejo. “Kami mendapat laporan dari salah satu perempuan korban kekurangajaran pelaku.” Y, salah satu korban mengaku peristiwa memalukan itu terjadi sepulang ia kerja di kawasan Jodo Plaza. Ia mengendarai motor sendirian, pada Jumat (13/5) malam. Pelaku lantas membuntuti korban. Di jalanan sepi, di wilayah Desa Ganggeng, AT menyalip Y. Ketika berada di sebelah korban, tersangka melakukan pencabulan. Puas melakukan aksinya, AT kabur ke arah Desa Semawung. Polisi mengaitkan laporan korban dengan kejadian serupa yang diinformasikan ter

Pasutri Lansia Hidup di Tumpukan Sampah, Kutoarjo

PURWOREJO - Kehidupan pasangan suami istri (pasutri) lanjut usia di Purworejo, Jawa Tengah sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di sebuah bangunan berukuran 3×2 meter, bersama sejumlah barang rongsok. Kisah hidup mbah Slamet dan istrinya mbah Pon diviralkan akun Instagram @aya_wiwidya. Dalam postingannya Aya menyebutkan, Slamet mengumpulkan barang bekas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Pon mengalami lumpuh, sehingga tak dapat membantu mencari nafkah. Di foto yang diunggah Aya, kondisi pasutri itu sangat miris. Tubuh renta mbah Pon tidur bersama karung plastik dan sejumlah barang bekas lain. Berikut postingan lengkap Aya. "Namanya mbah Slamet dan istrinya mbah Pon. Keadaan mbah Pon lumpuh. Beliau tinggal dengan kondisi rumah yang sangat tidak layak untuk dihuni. Rumah bilik bambu dengan atap yang sudah bocor disana-sini. Ukuran rumahnya atau lebih tepatnya gubug untuk tinggalnya kurang lebih cuma 3×2 meter. Semua dilakukan di ruangan tersebut mulai d

Warga Bagelen diketemukan Tewas di Sungai Bogowonto

Bagelen, Warga Desa Kalirejo, Kecamatan Bagelen digegerkan dengan penemuan sosok mayat laki-laki tanpa identitas yang diduga hanyut dan mengambang di sungai Bogowonto, Senin (9/1/2017) sekitar pukul 16.45 WIB. Mayat laki-laki itu ditemukan warga di tepi sungai Bogowonto Dusun Keposong RT 04/01, Desa Kalirejo, Kecamatan Bagelan oleh warga bernama Fian Dwi Prasetiawan (22), warga Kahuripan, Desa Kalirejo. Diungkapkan Kasat Reskrim Polres Purworejo, AKP Kholid Mawardi, Fian waktu itu sedang mencari rumput di pinggir sungai Bogowonto dan melihat ada mayat mengambang. Karena saat itu korban sendirian, dia ketakutan dan berteriak sambil lari mencari warga lain. Tak begitu lama, warga pun datang dan melihat sosok mayat itu di Sungai Bogowonto di wilayah Desa Clapar. Mayat beberapa saat sempat terbawa arus air sungai sehingga oleh warga diIkuti sampai di wilayah Dusun Kepongsong, Desa Kalirejo. Setelah berhasil dievakuasi, warga lalu melaporkan penemuan mayat tersebut ke Pols

Lagi Asyik Bercumbu di Gerebek Warga di Sebuah Kamar Kos Sindurjan Purworejo

Purworejo,Pasangan selingkuh yang sedang asyik masyuk bercumbu ria digrebek warga di sebuah kamar kos di Kelurahan Sindurjan RT 03/RW 06 Kecamatan Purworejo, Jumat (13/01/2017). Warga yang kesal dengan perilaku mereka akhirnya menggelandang pasangan mesum ini ke Polsek setempat. Ketua RT setempat, Yuli menceritakan, penggrebekan dilakukan sekitar pukul 21.30 WIB. Sebelumnya warga telah mengintai mereka sejak masuk kamar kos. Gerak-gerik yang mencurigakan mengundang warga untuk melakukan penggrebekan mendadak.  "Mereka tertangkap basah sedang berduaan di kamar," katanya. Diketahui kedua muda-mudi ini merupakan warga asli Purworejo. Mereka ialah WS (26) lelaki warga Desa Kedungpoh, Kecamatan Loano dan DNBS (20) perempuan warga Desa Kedungsari, Kecamatan Butuh. "Asli Purworejo, tapi yang ngekos di sini itu laki-lakinya," kata Yuli. Warga lain, Warsidi menyebutkan, WS diketahui telah memiliki istri dan bekerja di Kota Purworejo. Meski demikian menurut

Kutoarjo Historic

Kutoarjo awal mulanya bernama Semawong sejarah diawali dengan pertama kalinya berdirinya Mataram Islam oleh Danang Sutowijoyo atau Panembahan Senopati Loring Pasar putra dari Ki Ageng Pemanahan, pada masa itu nama Semawung sudah ada dan semawung sendiri berasal dari nama saudagar benang dari Cina yang bernama Sie mau wong yang tinggal disitu. Pada waktu itu Danang Sutowijoyo memperistri putri dari Ki Ageng Panjawi penguasa Pati yang juga sahabat ayahnya Ki Ageng Pemanahan, yang bernama Waskitajawi untuk di jadikan permaisuri yang nantinya bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan melahirkan Mas Jolang. Ki Ageng Panjawi adalah cucu Kanjeng Sunan Kali Jogo dari salah satu putrinya Sunan Kalijogo yang bernama Ratu Penengah  yang menikah dengan Ki Ageng Ngerang III Pati dan mempunyai putra bernama Ki Ageng Panjawi.