Kereta Api Indonesia dan Kereta Api Belanda

 Siapa yang tidak kenal dengan kereta api, “raja” nya transportasi darat (raja karena setiap mau lewat pasti yang lainnya ngalah) yang banyak sekali peminatnya, bahkan satu-satunya transportasi bermesin yang ada lagunya itu cuma kereta api. Berbicara mengenai kereta api, negara belanda sudah memperkenalkan kereta api kepada Indonesia pada abad 18. Walaupun begitu transportasi ini berkembang dengan sangat lamban sekali. Disaat Belanda sudah menggunakan lokomotif elektrik yang bebas polusi baik suara atau udara, Indonesia masih menggunakan lokomotif diesel yang suara mesinnya cukup membuat telinga berdengung. Saya mempunyai impian supaya kereta api di Indonesia segera bertransformasi menjadi modern seperti di negara-negara maju seperti Belanda (amiin). Untuk itu saya akan mencoba mengulas kenapa sih kereta api di negara Belanda bisa segitu bagus-nya.
Di Belanda, perusahaan kereta api terbesar adalah NS (Nederlandse Spoorwegen), ya kalo di indonesia biasa kita kenal dengan Pt KAI (Kereta Api Indonesia) begitu. Yang menarik dari perusahaan ini adalah struktur organisasi yang tersusun rapi. Jadi, salah satu mantan CEO dari NS, Rob Den Besten, mengusulkan untuk memecah NS menjadi beberapa divisi yang independen, diantaranya NS Reizigers (urusan pelayanan penumpang kereta), ada divisi Nedtrain (urusan manitainance), ada divisi NS commercie (urusan pemasaran) dan masih banyak lagi. Tujuan dari pemecahan ini supaya masing- masing divisi mampu fokus terhadap lingkup pekerjaanya masing-masing. Dari sistem ini muncul beberapa ide-ide yang memodernisasi manajemen perkereta-apian disana. Dimulai dari sistem penjualan tiket yang sudah menggunakan mesin, pelayanan istimewa bagi penumpang ataupun perawatan mesin kereta yang baik. Untuk penjualan tiket sendiri, pihak NS mendorong seluruh penumpang kereta api untuk menggunakan ticketing machine. HaI dilakukan dengan cara membuat harga tiket sebesar 0,5 euro lebih mahal untuk pembelian tiket dengan sistem tradisional. Selain menghemat waktu dan lebih murah biaya operasionalnya, penggunaan mesin tiket membuat penumpang lebih mandiri dengan menentukan tujuan sendiri. Selain itu, NS juga sudah memperkenalkan sistem pembelian tiket dengan menggunakan kartu atau OV-chipkaart yang telah dipasang sebuah chip dan dapat diisi ulang seperti halnya kita beli pulsa. Terkadang kita bisa mendapatkan diskon sebesar 40% jika menggunakan kartu ini.
Di Indonesia barang yang sudah hilang di kereta api atau di stasiun sulit ditemukan lagi, maka berbeda dengan di Belanda, dimana mereka berusaha keras untuk mengembalikan barang yang tertinggal kepada pemiliknya. Barang yang tertinggal di kereta atau di stasiun lebih dari 5 hari, barang tersebut akan di transfer ke Central Lost Property Office di Utrecht. Penumpang yang ingin mengajukan klaim dapat mengisi tracer form request dan pihak berwenang akan memeriksa barang tersebut.
Dan bagi para penyandang cacat tidak perlu kuatir tersesat, pihak NS menyediakan beberapa fasilitas khusus bagi para penyandang cacat. Penyandang tunanetra-pun dapat menyusun rencana perjalanannya dengan scehdule braile (itu lo semacam buku khusus untuk tunanetra). Pihak NS juga menyiapkan petugas untuk membantu orang yang menggunakan kursi roda untu masuk ataupun keluar kereta api.
Dan yang paling sulit untuk kita tiru oleh kita adalah ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan. Keterlambatan sangat jarang terjadi di Belanda dan hanya terjadi dengan probaility sekitar 10% dan keterlambatanya pun hanya dalam hitungan 5 – 10 menit.
 

Comments

Popular posts from this blog

SPOT MANCING DIPURWOREJO

Sawunggalih, Awal Berdirinya Kota Kutoarjo

Sejarah Desa Semawung Daleman