Posts

Showing posts from May, 2020

RAA. Cokronagoro IV Bupati Purworejo ke 4

Image
Raden Adipati Aryo Sugeng Cokronagoro IV adalah buyut RAA Cokronagoro I atau putra RAA Cokronagoro III dengan istri yang berasal dari keluarga Kraton Yogyakarta. RAA Sugeng Cokronagoro IV adalah putra ketiga dari RAA Cokronagoro III. Beliau diangkat sebagai Bupati Purworejo karena kedua kakaknya perempuan semua. RAA Cokronagoro IV memerintah Kabupaten Purworejo selama 12 tahun, dari 1907-1919. Namun demikian RAA Cokronagoro IV sudah sejak muda terlibat dalam pemerintahaan. Dirinya sering mewakili ayahnya menghadiri acara resmi atau dalam hal mengatur pemerintahaan. Hal itu lantaran kondisi fisik ayahnya yang lemah dan sering sakit-sakitan. Sebelum menjabat sebagai bupati, RAA Cokronagoro IV banyak sekali mengadakan kegiatan. Sejumlah saluran irigasi dan bendung mulai dibangun. Sejumlah bendung hasil karya RAA Cokronagoro IV adalah, Bendung Penungkulan dengan selokannya, Bendung Guntur dengan selokannya, Bendung Kalisemo, dan Bendung Kedung Pucang di Desa Trirejo. Dalam masa pemerintaha

RAA Cokronegoro III Bupati Purworejo Ketiga

RAA Cokronagoro III menjabat Bupati Purworejo tahun 1896-1907. Cucu pendiri Kabupaten Purworejo ini tak lain juga cucu Pangeran Kusumoyudo, Senopati Perang Kraton Surakarta saat berperang melawan Pangeran Diponegoro. Pangeran Kusumoyudo adalah paman Susuhunan Paku Buwono VI. Pangeran Kusumoyudo merupakan sahabat karib RAA Cokronagoro I.

RAA Cokronagoro II Bupati Purworejo Kedua

RAA Cokronagoro II adalah putra ke dua dari RAA Cokronagoro I yang memerintah di Kabupaten Purworejo tahun 1856-1896. Ibu kandungnya Nyai Adipati Sepuh, putri Kiai Kerto Menggolo dari Pengasih, Yogyakarta. Kakak kandung RAA Cokronagoro II, yakni Raden Bei Cokrosoro tidak diangkat sebagai Bupati Purworejo karena pada waktu itu sudah menjabat sebagai Mantri Gladhak menggantikan kedudukan ayahnya, RAA Cokronagoro I.

Raden Adipati Cokronegoro I Bupati Purworejo Pertama

Image
Raden Adipati Aryo Cokronegoro I adalah bupati Purworejo yang menjabat pada 1831-1856.[1] Putra dari Raden Ngabehi Singowijoyo, ia lahir di Bragolan, Bagelen pada Rabu Pahing, 17 Mei 1779. Ayahnya tersohor di Kasunanan Surakarta dan sekitaran Bagelen.Cokronegoro dibesarkan di lingkunan Kasunanan dan diberi gelar Mas Ngabehi Resodiwiryo (1805-1815). Pada 1810, ia diutus ke Ampel, Boyolali untuk belajar pengaturan irigasi. Pada 1815, ia diangkat menjadi Raden Ngabehi Resodiwiryo dan pada Agustus 1825, ia diangkat menjadi Raden Tumengung Resodiwiryo dan menjadi wakil lingkungan Surakarta yang dikirim ke Bagelen untuk memimpin Pangeran Kusumoyodo untuk melawan pasukan Diponegoro yang bergerak menuju Kasunanan melewati Kedhu di bagian selatan dan Menoreh. Dalam perang tersebut, Resodiwiryo (juga disebut Reksodiwiryo) berhasil memenangkan pertempuran. Sebagai balasannya, Resodiwiryo diangkat menjadi Bupati pada Desember 1828 sampai digantikan oleh Kusumoydo pada Januari 1829. Pada 21 S

Kasman Singodimejo

Image
Kasman Singodimedjo lahir di Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah, pada 25 Februari 1904. Dia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah pegawai negeri yang sempat berdinas di Bali dan Lampung Tengah, lalu memutuskan untuk menjadi  modin  desa (petugas agama). Sementara itu, ibunya adalah seorang perempuan desa biasa. Kasman pernah memperoleh pendidikan dasar di sekolah Kristen di Batavia, namun dia kemudian pulang dan melanjutkan pendidikannya di Kutoarjo dan Magelang. Di Kutoarjo Kasman bergabung dengan  Koetoardjosche Studerenden Bond  (KSB) di bawah naungan Jong Java. Tahun 1924, Kasman kembali lagi ke Batavia untuk menempuh studi di STOVIA (sekolah dokter Jawa) namun tak selesai.

Jendral Endriartono Sutarto

Image
Jendral TNI (Purnawirawan)n Endriartono Sutarto (lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 29 April 1947; umur 73 tahun) adalah mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2002-2006). Sebelum menjabat Panglima TNI, alumni AKABRI tahun 1971 ini pernah menjabat berbagai posisi penting di TNI Angkatan Darat antara lain sebagai KASAD (9 Oktober 2000 - 4 Juni 2002), Wakil KASAD dan Komandan Sesko TNI. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum (Asops Kasum) TNI di Mabes TNI dan Komandan Paspampres. Saat mantan Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, Endriartono menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Endriartono Sutarto adalah purnawirawan TNI. Pria ini dilahirkan di Purworejo, 29 April 1947. Putera dari pasangan Drs. Sutarto dan Siti Sumarti ini memiliki tiga orang anak dari hasil pernikahannya dengan Dra. Andy Widayati.

WR. Supratman Pencipta Lagu Indonesia Raya

Image
Wage Rudolf Soepratman (9 Maret 1903 – 17 Agustus 1938) adalah pengarang dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya", dan pahlawan nasional Indonesia. Tanggal lahirnya ditetapkan sebagai hari musik nasional, walaupun banyak yang berpendapat bahwa ia lahir pada tanggal 19 Maret 1903.Wage Rudolf Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. Kakak sulungnya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik. Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, lalu melanjutkan ke Normaalschool di Makassar hingga selesai. Ketika berumur 20 tahun, ia menjadi guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Jendral Sarwo Edhie Wibowo

Image
Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo (lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1925 – meninggal di Jakarta, 9 November 1989 pada umur 64 tahun) adalah seorang tokoh militer Indonesia. Ia adalah ayah dari Kristiani Herrawati, ibu negara Republik Indonesia, yang merupakan istri dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga ayah dari mantan KSAD, Pramono Edhie Wibowo. Ia memiliki peran yang sangat besar dalam penumpasan Pemberontakan Gerakan 30 September dalam posisinya sebagai panglima RPKAD (atau disebut Kopassus pada saat ini). Selain itu ia pernah menjabat juga sebagai Ketua BP-7 Pusat, Duta besar Indonesia untuk Korea Selatan serta menjadi Gubernur AKABRI.Karier Sarwo Edhie di ABRI, dia pernah menjadi Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945-1951), Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951-1953), Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (1959-1961), Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD) (1962-1964), dan Komandan RPKAD (1964-1967).

Jendra Oerip Sumodiharjo

Image
Raden Oerip Soemohardjo (EYD: Urip Sumoharjo; lahir 22 Februari 1893 – meninggal 17 November 1948 pada umur 55 tahun) adalah seorang jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, Hindia Belanda, Oerip kecil adalah anak nakal yang sudah memperlihatkan kemampuan memimpin sejak usia dini. Orangtuanya menginginkan dirinya untuk mengikuti jejak kakeknya sebagai bupati, oleh sebab itu, setamat sekolah dasar, ia dikirim ke Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi (OSVIA) di Magelang. Ibunya wafat saat ia menjalani tahun kedua di sekolah, dan Oerip berhenti sekolah untuk mengikuti pelatihan militer di Meester Cornelis, Batavia (kini Jatinegara, Jakarta). Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), tentara pemerintah kolonial Belanda. Bertugas selama hampir 25 tahun, ia ditempatkan di tiga pulau berbeda dan dipromosikan beberapa kali, dan akhirnya menjadi perwira pr

Jendral Ahmad Yani

Image
  Ahmad Yani dilahirkan di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922. Pada 1927, dia pindah bersama keluarganya ke Batavia karena di sana ayahnya bekerja untuk General Belanda. Seiring berjalannya waktu, Yani menjalani wajib militer di tentara Hindia Belanda pemerintah kolonial. Di sana dia belajar topografi militer di Malang, Jawa Timur. Namun sayang, pendidikannya itu terganggu karena kedatangan Jepang pada 1942. Di waktu yang sama dia dan keluarga pindah ke Jawa Tengah.